Buscar

Páginas

Jadi pengusaha ? siapa takut !!


Fenomena pengangguran dan tak tertampungnya lulusan pendidikan tinggi di dunia kerja bukanlah hal yang tabu bagi perekonomian di Indonesia. Hampir di pastikan bahwa separoh penduduk di Indonesia ini yang menganggur atau memiliki pekerjaan yang tak layak. Bahkan mengamen atau meminta-minta dapat pula dijadikan pekerjaan. Pasalnya, seseorang yang telah menyandang gelar sarjana pun sulit sekali memperoleh pekerjaan yang sesuai. Bahkan mereka yang telah menyelesaikan sekolah tingginya terkadang memperoleh pekerjaan yang tak sesuai dengan pendidikan akademisnya. Hanya sebagian diantaranya yang memperoleh pekerjaan seperti yang diinginkan. Sungguh memprihatinkan bila melihat nasib para sarjana kita. Kurangnya lapangan pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam permasalahan yang tak kunjung selesai. Namun ada juga salah satu faktor yang nampaknya kurang disadari oleh para sarjana ataupun para mahasiswa yaitu tidak ada ketrampilan yang mendukung ilmu akademisnya. Karena di era globalisasi ini persaingan dunia kerja sangatlah ketat. tak cukup bila hanya bermodalkan pikiran tanpa diimbangi dengan ketrampilan. Ketrampilan dan tenaga kerja professional lah yang dibutuhkan oleh instansi-instansi. Seharusnya dalam diri setiap mahasiswa dibekali ketrampilan seperti berjiwa entrepreneurship. Pembekalan ini dimaksudkan agar setiap mahasiswa tidak hanya mengandalkan lapangan pekerjaan yang ada dan bahkan diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang tak melanjutkan sekolah. Karena di setiap lapangan pekerjaan yang ada akan menyerap tenaga kerja yang walaupun hanya sebuah home industri.
Kurangnya lapangan pekerjaan memang merupakan salah satu faktor utama dalam masalah pengangguran. Pemerintah pun tak kunjung mengatasi permasalahan ini. Satu-satunya yang dapat membantu pengentasan masalah ini yaitu generasi muda. Ditangan generasi muda bangsa ini akan maju. namun tak sesuai yang diharapkan selama ini. Pasalnya, bagi kebanyakan orang, masa kuliah sering hanya dijadikan momen menuntut ilmu akademis. Padahal dalam dunia kerja, setiap instansi membutuhkan tenanga kerja yang professional yang tak hanya mengandalkan ilmu akademis namun harus berbekal ketrampilan. Tentu saja mereka yang tak memiliki ketrampilan akan memperoleh pekerjaan ala kadarnya. Seharusnya mereka menjadikan masa mahasiswa sebagai ajang melatih dan mengembangkan potensi diri dengan mengikuti ke dalam berbagai organisasi. Salah satu solusi untuk mengatasi pengangguran di Indonesia yaitu dengan menumbuhkan jiwa entrepreneurship di dalam diri generasi muda. Kenapa harus pengusaha? karena, saat ini Indonesia baru memiliki 400 ribu pengusaha alias hanya 0,2 % dari total 230 juta penduduknya. Ini artinya bahwa peluang menjadi pengusaha di Indonesia masih terbuka lebar. Selain itu, kita juga harus bercermin kepada kehidupan Rasuluallah saw. Sejak usia 12 tahun, Nabi Muhammad saw telah berbisnis hingga menjelang beliau diangkat menjadi nabi saw pada usia 40 tahun. Beliau pun menganjurkan umatnya untuk menjadi pengusaha. Sehingga mayoritas sahabat beliau adalah pengusaha. Salah satunya sahabat Abu Bakar yang telah sukses menjadi pengusaha besar dan beliau dijanjikan surga oleh Allah swt karena dapat memberikan pekerjaan kepada orang lain.
Dari sini kita mengetahui bahwa menjadi pengusaha merupakan sunnah Rasul. Dan ternyata memulai merintis bisnis tidak sesulit yang kita bayangkan. Berikut enam modal merintis bisnis menurut pengusaha Nasional Dr. H. Muhammad Syahrial, SE :
  1. Kemauan dan keyakinan yang kuat.
  2. Memiliki pengalaman sukse, baik dari diri sendiri maupun orang lain.
  3. Menguasai jenis usaha yang akan dijalani.
  4. Memiliki cukup banyak relasi.
  5. Memiliki modal dana, baik dari diri sendiri, pinjam ke personal atau bank.
  6. Mempunyai integritas yang baik, seperti jujur, percaya diri dan optimis serta tidak mudah putus asa.
Setelah enam modal terwujud, sesorang sudah bisa merintis bisnisnya. Berikut lima langkah memulai usaha menurut Dr. H. Muhammad Syahrial, SE :
  1. Memilih SDM berkualitas.
  2. Melengkapi sarana dan prasarana perusahaan
  3. Menyeleksi dosen yang akan mengajar.
  4. Membuat kurikulum sesuai kompetensi yang ada.
  5. Mekanisme kerja yang baik pada masing-masing bidang.
Selain itu, penyebab lainnya adalah kurangnya motivasi diri untuk menyongsong masa depan. Kebanyakan dari mereka (sarjana pengangguran) adalah orang yang pemalas, atau terlalu santai dalam menghadapi suatu masalah. Mereka kurang mandiri dan hanya mengandalkan kekayaan dari orang tuanya sehingga mereka tidak takut untuk jatuh miskin walaupun tanpa bekerja.
Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang selalu memotivasi kita untuk menyongsong masa depan. Sebagian dari para sarjana pengangguran hidup di lingkungan yang kurang mendukung sehingga jarang mendapat motivasi dari lingkungannya. Itu yang menyebabkan tidak ada greget dalam hidup mereka untuk menyambut masa depan, yang pada akhirnya banyak terjadi pengangguran di kalangan sarjana.
Tingginya pengangguran mengakibatkan banyaknya kriminalitas yang terjadi. Maka, sudah semestinya jika seluruh elemen bangsa menyikapi persoalan pengangguran secara jernih, dan memikirkan solusi jitu untuk mengatasinya. Lebih dari itu dalam masyarakat ditumbuhkan semangat dan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Jiwa dan semangat kewirausahaan inilah yang bisa menentukan kemajuan perekonomian suatu negara.
Wirausaha merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan membutuhkan banyak kreativitas. Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin. Saat ini negara kita masih membutuhkan banyak pengusaha baru yang berasal dari generasi muda dan tanggung jawab negara ke depan ada di tangan pemuda.
Menjadi pengusaha sesungguhnya dapat mengubah masa depan menjadi lebih baik dan menciptakan kemakmuran bagi diri sendiri ,orang lain dan bangsa kita. Karena dengan menjadi pengusaha berarti kita sudah mampu memberi tambahan lapangan pekerjaan walaupun hanya sedikit, turut serta mengurangi angka kemiskinan di negeri ini dan turut menggerakkan perekonomian bangsa.
Peluang generasi muda untuk menjadi pengusaha semakin terbuka lebar. Pemerintah pun kini telah memberikan ruang yang luas untuk generasi muda berkarya menjadi pengusaha. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus bisa bekerja keras menumbuhkan jiwa wirausaha mulai dari sekarang. Kita harus tetap bersikap optimis dan buang jauh-jauh sikap pesimis. Kesempatan selalu terbuka bagi orang yang memiliki kemauan, siapa pun dan apapun latar belakang kita, jadikanlah wirausaha sebagai pilihan masa depan kita.
Jadi sejak dini jiwa wirausaha baik untuk ditanamkan. Inti dari kewirausahaan adalah bagaimana menanamkan cara untuk berusaha, memecahkan permasalahan dan bertanggung jawab penuh atas apa yang dia lakukan. Sangat positif, bukan?
Kegiatan siswa sangatlah berbeda dengan mahasiswa. Jika siswa di SMP atau SMA selalu disibukkan oleh tugas sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler lain halnya dengan mahasiswa. Mahasiswa memiliki waktu luang yang cukup banyak. Sebaiknya waktu luang itu di manfaatkan untuk hal-hal yang positif.
Waktu luang merupakan waktu dimana seseorang keluar dari kegiatan rutin. Waktu luang seseorang yang dimanfaatkan dengan kegiatan positif, secara sadar atau tidak sadar akan menumbuhkan sikap kreatif dan memberikan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan psikologis, psikis maupun sosial. Sementara pemanfaatan waktu luang yang tidak fokus dan cenderung negatif akan menumpulkan keterampilan rasa, emosi dan sosial sehingga akan berdampak pada perkembangannya kelak.
Menurut Kusumaningtyas, 1999, dalam Skripsinya Hubungan antara perhatian orang tua dan penggunaan waktu luang dengan sikap pergaulan pada siswa SMU, Fakultas Psikologi UGM, mengungkapkan bahwa waktu luang harus dimanfaatkan dengan kegiatan yang bersifat edukatif, rekreatif dan produktif.
Waktu, menurut Hurlock E, 1990, Psikologi Perkembangan, Erlangga Jakarta adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas. Oleh karena itu setiap orang, khususnya remaja harus memiliki waktu luang untuk bermain dengan gagasan serta konsep yang jelas sehingga pada akhirnya, setiap kegiatan yang dilakukan pada saat waktu luang.
Permasalahan yang selalu muncul dalam Memanfaatkan Waktu Luang, yaitu :
  1. Remaja cenderung tidak menyukai pemanfaatan waktu luang dengan sesuatu yang menurutnya menuntut pemikiran dan beban target.
  2. Waktu luang dianggap remaja sebagai waktu untuk melakukan apapun yang disenanginya semata.
  3. Orang tua menganggap bahwa waktu luang adalah waktu sia-sia sehingga rehatnya anak di waktu luang dianggap tidak memanfaatkan waktu secara maksimal. Ketika anak selonjoran di tempat tidur dengan buku komik atau novel , sedang main game, jalan-jalan atau sekedar menonton televisi, maka cenderung kita akan mennganggap mereka telah membuang waktu.
Saat ini generasi muda lebih banyak menggunakan waktu luang nya hanya untuk bermain-main padahal dengan waktu luang tersebut bisa bermanfaat bagi masa depan.
Dari sini kita mengetahui bahwa jalan pintas untuk mengatasi masalah pengangguran yaitu dengan berwirausaha. Bagaimana tidak , dengan jalan ini siapa saja dapat meraih kesuksesan. Namun keberhasilan tidak bisa diraih semudah membalikkan telapak tangan, melainkan diimbangi dengan ketekunan, kerja keras dan disiplin. Karir di dunia usaha merupakan suatu hal yang paling mudah. Karena tidak terikat waktu dan tempat, dimana saja dan kapan saja bisa asalkan tetap enjoy. Kegagalan dalam menggeluti bidang usaha adalah hal yang biasa. Tapi kesuksesan setelah gagal mencoba adalah hal yang luar biasa. Jadi jangan pernah berpikir anda gagal sebelum mencoba tapi berpikirlah untuk mencoba tapi gagal. Karena dengan kegagalan pasti ada jalan untuk meraih kesuksesan. Semua berawal dari niat dan kemauan, setelah itu kita berikhtiar dan yang terakhir kita tinggal pasrah dan berdoa kepada yang Maha Kuasa. Karena kekuatan doa kita dapat merubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.





0 komentar:

Posting Komentar